Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang " Menghadap Allah Di Bukit Sion."

Kitab Ibrani menyebutkan sebanyak tujuh kali tentang "datang kepada" atau "mendekat". Ibrani pasal 12 membicarakan tentang datang ke Bukit Sion, yang mencakup memiliki sikap mendekat kepada Allah. Mazmur 84:7 berbunyi, "...hendak menghadap Allah di Sion." Ini termasuk memiliki persekutuan dengan Allah, bertatapan muka dengan-Nya, mengalami-Nya, menyembah dan menikmati-Nya. Mendekat kepada Allah adalah sukacita kita yang terbesar, dan hal itu adalah yang sangat memuaskan Tuhan.

Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang " Memperhatikan Perkara Yang Diatas (Bagian 2)."

Kita perlu melihat pada Allah dan kasih-Nya. Kita juga perlu memahami identitas berharga kita sebagai anak sulung. Yohanes pasal 4 mengatakan pada kita untuk menyembah dalam roh dan kebenaran, yang berarti menyembah sesuai dengan kebenaran. Ketika pikiran kita dipengaruhi oleh kebenaran yang berharga, maka kita akan menghargai, merangkul kebenaran, dan terpikat untuk menikmati Allah. Setan menyerang kita melalui pikiran kita. Kita tidak dapat mengandalkan diri kita sendiri untuk mengalahkan setan; sebaliknya, kita perlu dikuatkan oleh kebenaran. Ketika kita merenungkan kebenaran yang berharga, maka kita dalam keadaan doa kepada Allah, dan menikmati penyediaan-Nya. Inilah jalan menuju kemenangan.

Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang " Memperhatikan Perkara Yang Diatas (Bagian 1)."

Kitab Kolose mengatakan kepada kita bahwa untuk mengatasi daging, kita tidak dapat bergantung pada cara-cara luar. Sebaliknya, kita perlu memperhatikan hal-hal yang di atas—hal-hal yang berkaitan dengan roh dan pikiran kita. Ibrani dan Wahyu menggambarkan kelimpahan surgawi dengan cara yang sangat konkret. Misalnya, ada sukacita para malaikat, takhta Allah, sungai kehidupan, dan buah dari pohon kehidupan. Setiap hal ini adalah yang sangat bermakna. Hal itu juga mengilustrasikan bahwa kita tidak dapat bergantung pada diri sendiri. Kita perlu bergantung pada Yesus, perantara Perjanjian Baru. Surga adalah yang sangat berlimpah. Yang lebih berharga lagi yaitu kota baru di surga—tempat yang Tuhan sediakan bagi kita, dan yang menjadi desainer serta pembangunnya adalah Allah.

Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang "Hidup Dalam Kasih Karunia. Menikmati Bapa dan Tuhan."

Ibrani pasal 12 memberitahu kita bahwa kita tidak datang ke Gunung Sinai, tetapi ke Bukit Sion. Ini berarti bahwa kita tidak bergantung pada perbuatan kita sendiri, tetapi oleh iman dan kasih karunia. Tuhan telah membentuk perjanjian yang kekal dengan kita. Perjanjian baru ini adalah yang abadi dan ada berkat-berkat yang tak terbatas bagi kita untuk dinikmati. Menikmati esensi perjanjian ini membantu kita menjadi lebih mulia. Kita mengalahkan dunia oleh iman kita. Ketika kita menikmati Bapa dan Tuhan, maka jiwa kita akan menjadi puas. Ini memberi kita kekuatan dan kita dapat mengatasi dunia dengan sangat hebat.

Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang " Tuhan Adalah Jalan Dan Kebenaran Dan Hidup."

Dalam Yohanes 14:6, Tuhan berkata bahwa Dia adalah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tuhan adalah jalan: karena dosa-dosa kita, Tuhan membuka jalan baru dan hidup bagi kita untuk kembali kepada Allah. Dia bahkan menjalin perjanjian yang lebih baik dengan kita. Tuhan adalah kebenaran: karena kita tersesat dari kebenaran, Tuhan memandu kita untuk memahami arti hidup. Tuhan adalah hidup: setelah kita percaya kepada-Nya, kita perlu terus menikmati dan mengalami-Nya setiap hari. Hanya Dia yang dapat memuaskan jiwa kita. Sungguh berharga karena hidup kita terikat erat dengan Tuhan. Kita dapat menikmati semua kekayaan-Nya.

Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang Menjalankan Jabatan Imam. Yakub memberkati anak-anaknya dan berkat anak sulung dibagikan di antara beberapa dari mereka. Ibrani 12 mengatakan bahwa Esau meremehkan hak kesulungannya. Kita tidak boleh menjadi seperti dia, tetapi sebaliknya, kita harus memperoleh semua hadiah dan berkat-berkat anak sulung. Kita juga harus menjalani kehidupan seorang imam: dekat dengan Allah, "memakan korban-korban," yaitu menikmati Tuhan sebagai roti hidup, membawa orang-orang di hadapan Allah, dan "mempersembahkan korban-korban." Misalnya, kita dapat menawarkan buah bibir dan tubuh kita sebagai korban hidup. Selain itu, bibir kita juga harus menjaga pengetahuan; kita harus mengejar Tuhan secara terus-menerus dan dengan senang hati membagikan firman Allah kepada orang lain.

Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang Berkat Dari Anak Sulung: Imamat Yang Rajani. Dalam Ulangan 33, Musa memberkati suku Lewi dengan berkat anak sulung terkait imam, yang mencakup mengajar umat dan mempersembahkan korban. Keluaran 32 mencatat bahwa ketika orang Israel menyembah berhala dan berdosa, orang-orang Lewi berdiri di pihak Allah, tanpa mempedulikan kasih sayang manusiawi. Allah juga memilih suku Lewi untuk menjadi anak sulung menggantikan seluruh bangsa Israel. Anak sulung mewakili seluruh bangsa, karena itu, semuanya adalah milik Allah. Dalam Kitab Kejadian, kepala rumah tangga seperti seorang imam, mempersembahkan korban, membangun mezbah, dan mencari Allah. Beberapa contoh adalah Habel, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, dan lain-lain. Hari ini, kita juga menerima imamat ini. Ini adalah posisi yang sangat mulia.

Saudara-saudari, topik Harta Bagi Jiwa hari ini adalah tentang Berkat Dari Anak Sulung: Dua Bagian Dari Berkat. Dalam Kejadian 48 dan 49, menyebutkan bahwa Yakub memberkati Yusuf dan kedua anaknya sesuai dengan kehendak Allah. Yusuf menerima bagian ganda dari berkat anak sulung; yaitu, di antara dua belas suku Israel, dua suku adalah milik Yusuf: suku Efraim dan Manasye.

1 Tawarikh 5:1-2 menyebutkan dua kali bahwa hak kesulungan adalah milik Yusuf. Hari ini, kita juga perlu belajar bagaimana menjalani hidup kita, untuk menikmati berkat-berkat dari anak sulung.